Senin, 26 April 2021

Analisis Pewarnaan Bakteri Sederhana Metode Pewarnaan Asam

 

  Analisis Pewarnaan Bakteri Sederhana Metode Pewarnaan Asam
Mini Lastrin (2015002010) 

Agrin Febrian Pradana dan Gita Anggelia
Sekolah Tinggi Analis Kimia (STAK) Cilegon
Jl. KH. Wasyid No. 6 Jombang Wetan Kota Cilegon – Banten 42411
Telp. (0254) 2579126, Fax. (0254) 399970
 

ABSTRAK

Analisis pewarnaan bakteri sederhana metode pewarnaan asam adalah pewarnaan bakteri dengan menggunakan pewarna tunggal dan diadakannya fiksasi terhadap goresan suspense bacteri, pewarna yang digunakan yaitu carbon fuchsin, pewarna ini bekerja dengan baik karena bersifat basa dan alkali (komponen kromoforiknya bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat basofilik (suka terhdap basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri dapat menyerap pewarna dengan baik. Metode pewarnaan sederhana yaitu dengan terlebih dahulu diteteskan air bersih pada kaca alas yang telah dibersihkan menggunakan alcohol, kemudian diambil suspense bakteri menggunakan kawat ose yang telah dipijarkan dan didinginkan, goreskan secara arah jarum jam pada bagian air pada kaca alas. Selanjutnya difiksasi, setelah itu ditetesi dengan zat warna carbon fuchsin (didiamkan 2 menit), dibersihkan zat warna yang ada pada sampel dengan menggunakan air keran dan dikeringkan. Selanjutnya ditetei minyak imersi dan dilihat pada mikroskop pada perbesaran 100 kali. Jadi akan tampak hasil yang bisa dilihat dari mikroskop yaitu bentuk dan ukuran bakteri yang terdapat pada sampel.

Kata kunci: suspense bakteri, zat warna carbon fuchsin dan mikroskop.

 

ABSTRACT

Analysis of simple bacterial staining of acid dyeing method is using single dye, the dye used is carbon fuchsin, this dye works well because it is alkaline (its cromophoric component is positively charged), whereas the cytoplasm of the bacteria is basophilic (like to alkaline) so that there is pulling force between the chromophore component in a dye with a bacterial cell, it causes the bacteria to absorb the dye well. The simple staining method is by first dripping clean water on the glass base that has beed cleaned using alcohol, then taken suspense bacteria using ose wire that has  blazing and cooled, scatching clockwise on the water on the glass base. Further fixed, and then spilled with carbon fuchsin dye (allowed to stand for 2 minutes), clean the dye present in the sample by using tap water and dried. Next spill immersion oil and viewed on microscope at 100 times magnification. So it will show the results that can be seen from the microscope that is the shape and size of bacteria contained in the simple.

Keywords: bacterial suspense, carbon fuchsin dye and microscope

 

PENDAHULUAN

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut di suspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008). Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilium dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan sederhana. Istilah “pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponoen kromoforiknya bermuatan positif).

 Pewarnaan sederhana dibagi menjadi dua jenis pewarnaan yaitu: pewarnaan asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan untuk hanya untuk melihat bentuk sel, adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah  biru metilen dan air furksin, metode ini diadakan perlakuan fiksasi pada olesan suspense sebagai perlakuan bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya. Kemuadian pewarnaan basa atau disebut juga pewarnaan negative yaitu merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transfaran (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini, olesan tidak diberikan perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih cepat. Metode ini dengan menggunakan pewarna nigrosin atau tinta cina. Factor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Dwidjoseputro, 1994).

Pewarnaan bakteri secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu pewarnaan bakteri hidup dengan cara tetes gantung (hanging out) dan pewarnaan bakteri mati yaitu bakteri yang dimatikan (fixed state) Teknik pewarnaan bakteri mati dibagi menjadi 4 yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan negative, pewarnaan diferensial dan pewarnaan structural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan structural hanyamewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat dapat membedakan bagian-bagian sel. Termasuk dalam pengecetan ini adalah pengecatan endospore, flagella, dan pengecatan kapsul (waluyo, 2010). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasa inilah zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan (Entjag, 2003). Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transfaran dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat dilihat dengan jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).

Untuk mengetahui bentuk fisiologis bakteri dari suatu suspense padat yang sebelumnya  belum diketahui dengan menggunakan metode pewarnaan sederhana dengan menggunakan alat mikroskop pada perbesaran 100 kali secara benar dan tepat.

 

METODELOGI

Alat dan bahan

Bahan yang digunakan yaitu suspense bakteri dari biakan padat daging ayam, zat pewarna carbon funchsin, minyak imersi dan aquadest. Alat yang digunakan yaitu kawat ose, kaca preparasi atau disebut kaca alas, mikroskop cahaya, botol semprot yang berisikan aquades, api spirtus, kapas dan kertas hisap.

Pewarnaan sederhana metode pewarnaa asam yaitu dengan cara diteteskan air bersih pada kaca alas yang telah dibersihkan menggunakan alcohol, kemudian diambil suspense bakteri menggunakan kawat ose yang telah dipijarkan dan didinginkan, goreskan secara arah jarum jam pada bagian air pada kaca alas. Difiksasi diatas api hingga air kering, diteteskan zat warna karbon fuchsin didiamkan selama dua menit tuangkan zat warna dari preparat, dicuci dibawah air keran atau menggunakan aquades menggunakan botol semprot dengan keadaan mengalir. Kemudian dikeringkan dengan menggunakan kertas hisap. Selanjutnya ditetesi minyak imersi dan diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Dan digambar atau difoto hasil yang terlihat pada mikroskop.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suspense bakteri dari biakan padat daging ayam ternyata mengandung bakteri berbentuk coccus yang ukurn bakterinya berbeda-beda, tampak tampilan fisiologi bakteri hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1.

 

 Gambar 1. Bentuk Fisiologis Bakteri

Pewarnaan sederhana ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri dengan menggunakan zat warna tunggal maksudnya pewarna yang digunakan hanya satu jenis pewarna saja, pewarnaan sederhana yang dilakukan yaitu merupakan metoda pewarnaan asam, pewarna yang digunakan pada percobaan ini yaitu carbon fuchsin, pewarna ini bekerja dengan baik karena bersifat basa (komponen kromoforiknya bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat basofilik (suka terhdap basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri dapat menyerap pewarna dengan baik.

Pada percobaan sebelum dilakukan pewarnaan, dibuat ulasan bakteri diatas objek glass yang kemudian difiksasi, fiksasi ini dilakukan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada kaca alas tanpa merusak struktur selnya tidak menggunakan suspense bakteri yang terlalu padat tidak juga terlalu encer karana hal tersebut akan mempersulit ketika penglihatan menggunakan mikroskop.

Percobaan dilakukan dengan steril, semua alat yang digunakan dalam keadaan steril mencakup kawat ose yang terlebih dahulu dipijarkan sebelum digunakan untuk mengambil suspense bakteri, kaca alas yang terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan kapas yang sebelumnya di basahi dengan alcohol. Dan dalam prosesnya harus menjaga kesterilan suspense yang akan diamati.

Penggunaan air pada pengolesan suspense bakteri dilakukan untuk mempermudah proses pewarnaan bakteri yang ada karena apabila suspense padat bisa saja terjadi bakteri sulit terwarnai dan membebaskan bakteri dari pengotor-pengotor yang terdapat pada suspense sehingga saat penghilangan zat warna akan ikut terbuang sehingga bakteri akan mudah dilihat.

Pemberian zat warna carbon funchsin yaitu sebagai zat warna yang akan mewarnai dinding sel bakteri pada suspense yang didiamkan 2 menit sebagai lama proses pewarnaan terjadi.

Pencucian dengan menggunakan air keran atau air aquades yang mengalir setelah pewarnaan bertujuan untuk menghilangkan pengotor dan warna yang telah dipakai untuk mewarnai bakteri. Selanjutnya pemberian minyak imersi yaitu berguna sebagai penutup zat warna, sehingga warna yang tertangkap oleh cahaya dari mikroskop akan diserap oleh pewarna tanpa adanya pemantulan sehingga bentuk bakteri yang telah berwarna tersebut dapat tertangkap oleh lensa objektif.

 

KESIMPULAN

Jadi bentuk fisiologis bakteri dari suspense padat daging ayam yaitu berbentuk coccus dang ukuran yang berbeda-beda terlihat pada perbesaran lensa mikroskop dengan perbesaran 100 kali.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dewidjosaputro, 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.

Pelazar, chan, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press: Jakarta.

Waluyo, lud, 2010, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum, UMM, Malang.

Widjoseputro, D., 1989, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang: Djambatan  

Sabtu, 24 April 2021

ANALISIS TETES GANTUNG, PEWARNAAN GRAM DAN ANALISA SEL SUATU BENDA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

 ANALISIS TETES GANTUNG, PEWARNAAN GRAM DAN ANALISA SEL SUATU BENDA MENGGUNAKAN MIKROSKOP
Mini Lastrin   (2015002010)
Agrin Ferdian Pradana, Dian Sasvira dan Gita angelia
Sekolah Tinggi Analis Kimi (STAK Cilegon)

 

ABSTRACT

A microscope is a tool used to see and object that can not be seen with the visible because of the objective and ocular lens that can enlarge the shadow of the object 40,100 to 1000 magnification times, the microscope utilization is used to see the bacteria as used that is with the hanging drop technique to see the movement of bacteria by way of bacteria samples dripped on the sphere counting space then covered with glass cover then observed with a microscope with an objective lens magnification 100 times.   Gram stain is to know the type of gram-negative by way of culture smeared on sterile base glass and then dripped violet crystal (silenced 3 minutes), lugol solution (silenced 1 minute), the dye from the preparation washed with 95% alcohol and air then added safaris / fuchsin dye (sterilized 3 minutes) which is then washed, dried, fixed and spilled oil immersion then reviewed with a microscope at an objective lens magnification 100 times will be seen gram positive bacteria (purple color) or gram negative (pink). So the microscope is very important to help human see the movement of bacteria and types of gram-negative and gram-positive bacteria.

Keywords: Microscope, hanging drops and gram staining


PENDAHULUAN

Mikroskop adalah salah satu alat optic yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran mikro yang mampu menghasilkan perbesaran hingga ratusan kali, sebuah mikroskop terdiri atas dua lensa cembung, yaitu lensa ojektif dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang ditempatkan dekat ke objek pengamatan, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang dekat kemata, pembesaran mikroskop yaitu karena mikroskop tersusun atas dua lensa, maka pembesaran total sama dengan hasil kali dari kedua pembesaran itu (Yusa, 2009). Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada atau tidaknya alat gerak. pergerakan bakteri dapat digolongkan dalam bakteri yang bersifat motil dan bersifat non motil bakteri motil mempunyai alat gerak berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel      tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk yang tidak memiliki alat gerak umumnya bergerak dengan cara menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila ada kontak terhadap benda padat (Ratna, 2001). Orang yang pertamakali menemukan pewarnaan bakteri adalah Christian Gram sehingga sampai saat ini dikenal dengan pewarnaan gram (gram staining). Bakteri gram positif adalah golongan bakteri yang dapat menahan persenyawaan yang disebut iodine dye complex yaitu persenyawaan yang terbentuk dari kalium iodide dan iod dengan zat warna Kristal violet atau gantian lembayung pada waktu dicuci dengan alcohol 95%. Bakteri gram negative adalah golongan bakteri yang melepaskan persenyawaan tersebut ketika dicuci dengan alcohol. Identifikasi jenis bakteri dari pewarnaan gram ini yaitu jenis bakteri gram negative yaitu berwarna ungu dan bakteri gram negative berwarna merah (Yulfizar, 2013). Struktur dan sifat-sifatnya yang khas begitupula dengan bakteri,  bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecetan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).

Agar mampu menggunakan alat mikroskop untuk melakukan analisisis pergerakan bakteri dalam metode tetes gantung  dan mengetahui jenis bakteri dengan metode pewarnaan gram.

 

METODELOGI

Penggunaan Alat Mikroskop Cahaya

Bahan

Bawang merah, rambut janggut, garam.

Alat

Seperangkat mikroskop, kapas, pisau / cutter.

Disiapkan suatu alat mikroskop cahaya dengan pemamfaatan listrik sebagai sumber cahaya. Terlebih dahulu pastikan alat telah tersambung dengan saluran listri kemudian dekan tombol on-off dari off menjadi on. Kemudian atur cahaya pada diafragma sesuai dengan kebutuhan, turunkan meja benda dengan menggunakan pengatur kasar, kemudian letakkan sampel (sayatan bawang, rambut janggut, dan garam secara bergantian)  pada kaca preparasi, yang kemudian kaca tersebut ditaruh pada meja benda, dan di jepit dengan penjepit objek. Naikkan meja benda dengan pengatur kasar (makrometer) jika dianggap sudah cukup jarak antara lensa objektif dengan objek. Selanjutnya dilihat hasil melalui lensa okuler dan naik turunkan pengatur halus (micrometer) sehingga dilihat hasil yang jelas dan tajam. Ganti perbesaran bayangan sesuai dengan yang di inginkan dengan cara memutar revolver.

Analisis Mikroba Secara Mikroskopis (Tetes Gantung)

Bahan

Air comberan

Alat

Seperangkat mikroskop cahaya, kawat ose, api spirtus, counting chamber, vaselin, kapas

Dibersihkan kaca alas berlekuk dan kaca penutup dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan methanol, kemudian dikeringkan diatas nyala api Bunsen, bagian pinggir lekukan kaca diberikan vaselin dengan  posisi 4 titik. Diambil susvensi yang kemudian diteteskan bakteri dengan menggunkan kawat ose yang telah dipijarkan pada tengah cover glass. Kemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup sesegera mungkin dan ditekan agar posisi cairan susvensi tepat berada ditengah chamber. Diangkat chamber tersebut dengan posisi horizontal kemeja objek pada mikroskop. Selanjutnya diamati dengan menggun akan mikroskop pada perbesaran 100 kali.

Pewarnaan Gram

Bahan

Sampel bakteri, Kristal violet, Lugol, Alkohol, Aquadest, safarin/funchsin, minyak imersi.

Alat

Seperangkat alat mikroskop, kawat ose, api spirtus, kapas, kertas hisap, pipet tetes gelas kimia (wadah pembuangan larutam)

Dibersihkan kaca alas menggunakan etanol yang kemudian dipanaskan (fiksasi), kemudiana diambil sampel bakteri yang telah ditanam dengan menggunakan kawat ose yang telah dipanaskan dan dengan cara yang steril. Tanam bakteri pada kaca alas dengan cara ditorehkan searah jarum jam. Selanjutnya difiksasi di atas nyala api. Selanjutnya ditetesi Kristal violet yang didiamkan selama 3 menit dan kembali dihilangkan, selanjutnya di tetesi dengan menggunakan lugol dan didiamkan selama satu menit kemudian larutan dibuang, kemudian dicuci dengan menggunakan alcohol dan air aquadest. Selanjutnya ditetesi dengan larutan safarin/fuchsin yang didiamkan selama 3 menit dan kembali dibuang dan dikeringkan dengan menggunakan kertas hisap selanjutnya ditetesi minyak imersi dan diamati dengan menggunakan alat mikroskop dengan perbesaran 100 kali.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengenalan Alat Mikroskop

Komponen Alat Mikroskop

Fungsi komponen

Lensa Okuler

Untuk melihat objek melalui lensa

Lensa Objektif

Untuk memperjelas gambaran benda, maka diberikanlah minyak pelumas atau minyak imersi

Kondensor

Untuk memusatkan objek atau benda serta memperjelas cahaya yang dipantulkan oleh cermin

Diafragma

Untuk berfungsi mengatur seberapa banyak cahaya yang digunakan untuk melihat objek pada preparat

Cermin

Untuk menerima dan mematulkan cahaya kearah preparat agar objek yang sedang diamati bisa terlihat jelas.

Revolver

Untuk mengatur seberapa banyak perbesaran lensa yang diinginkan

Tabung mikroskop

Sebagai penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop

Lengan mikroskop

Untuk memberi kenyaman bagi pengamat saat menggunakan mikroskop.

Meja objek

Sebagai tempat objek atau preparat diletakkan

Makrometer

Untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop secara cepat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek

Micrometer

Untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop secara lambat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek

Kaki mikroskop

Untuk menopang secara keseluruhan dan sebagai penyangga saat mikroskop akan dipindahkan

Sendi inklinasi

Sebagai pengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

 

Sel  / Jaringan Yang Diamati

Sampel

Hasil Analisa (Bentuk sel / jaringan)

Bawang merah

Berbentuk jarring-jaring

Rambut janggut

Garis hitam permukaan rambut yang rata

NaCl

Berbentuk Kristal bertumpuk

 

Analisis Mikroba Secara Mikroskopis (Tetes Gantung)

Sampel

Gerakan Bakteri

Bentuk bakteri

Air comberan

Berpindah pindah dengan cepat

Cocus bergumpal

 

Pewarnaan Gram

Sampel

Bentuk

Warna

Jenis

Bakteri dari daging

Bacil

Ungu

Gram positive

 

Mikroskop merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil termasuk bagian jaringan sel suatu makhluk hidup, secara umum berdasarkan sumber energy yang dimanfaatkan terdapat dua jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop dan mikroskop elektron. Adapun yang digunakan yaitu mikroskop cahaya, sesuai dengan namanya mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber energy untuk memperbesar bayangan objek. Mikroskop cahaya memiliki 3 lensa objektif dengan masing-masing perbesaran yaitu lemah (4 sampai 10 kali), sedang (40 kali), kuat (100 kali), dan lensa okuler perbesaran 10. Jadi pembesaran maksimum 1000 kali dari ukuran yang sebenarnya (perhitungan perbesaran bayangan yaitu perbesaran lensa okuler dikali dengan pembesaran lensa objektif). Mikroskop cahaya ada yang memiliki 1 lensa okuler da nada yang memiliki 2 lensa okuler. Dan yang digunakan yaitu mikroskop cahaya dengan 2 lensa okuler, dengan komponennya yaitu dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian obtik (lensa okuler, lensa objektif, kondensor, diafragma, dan cermin) dan bagian mekanik (revolver, tabung mikroskop, lengan mikroskop, meja objek / benda, micrometer, makrometer, kaki mikroskop dan sendi iklinasi). Analisa jaringan pada sampel bawang, rambut janggut dan garam yaitu dengan terlebih dahulu kaca alas / preparasi di sterilkan dengan menggunakan etanol. Yang kemudian di lihat dengan menggunakan mikroskop cahaya binokuler (2 lensa okuler) masing-masing dengan perbesaran 100 kali. Pada analisa bawang tampak bentuk sel-sel penyusunnya, pada garam tampak jaringan dan pada rambut janggut tampak permukaan rambut janggut tersebut.

Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan warna yang tidak toksik tetapi jarang dikerjakan karena bakteri akan sukar menyerap warna. Pewarnaan bakteri hidup dilakukan untuk melihat pergerkan bakteri, serta pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan tetes gantung (hanging drop).  Pada percobaan tetes gantung yang dilakukan  yaitu tanpa menggunakan pewarna apapun, melainkan hanya diteteskan sampel air comberan pada bulatan counting chamber yang telah dibersihkan terlebih dahulu menggunakan larutan etanol dan telah diolesi dengan menggunakan vaselin. Yang kemudian di tutup dengan penutup counting chamber yang bertujuan agar cairan tetap berada ditengah bulatan alat dan tidak terkontaminasi. Yang selanjutnya di analisa menggunakan mikroskop cahaya, terlihat bakteri yang berbentuk coccus yang bergerak dalam keadaan bergerombol berwarna hijau transparan tanpa terlihat alat geraknya dengan perbesaran 100 kali pada lensa mikroskop.

Pewarnaan bakteri yang telah dimatikan disebut fixed state. Pewarnaan bakteri mati bertujuan untuk melihat struktur luar bahkan struktur dalam bakteri, memperjelas ukuran bakteri dan melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga dapat diketahui sifat-sifat fisik dan kimia bakteri tersebut. Teknik pewarnaan bakteri dibagi menjadi 4 macam: pewarnaan sederhana, pewarnaan negative, pewarnaan diferensial dan pewarnaan structural. Pewarnaan differensial mencakup pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram negative dan bakteri gram positif, pewarnaan gram menggunakan pewarna utama Kristal violet dan pewarna tandingan safranin / funchsin. Berdasarkan pad akemampuannya untuk menahan pewarna primer (Kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan (safranin). Bakteri gram positif menunjukan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini, sedangkan bakteri gram negative menunjukkan warna merah / merah mudaJenis  gram ini dapat diidentifikasi dengan warna yang dihasilkan saat dilihat dengan menggunakn mikroskop dari hasil analisa yaitu jenis gram negative yang berbentuk bacil pendek. Dimana jenis bakteri ini mampu menyerap warna Kristal violet. Dari hasil analisa pada bakteri yang terkandung pada daging ayam yaitu jenis gram positif karena warna yang diserap yaitu dari Kristal violet dan tetap bertahan setelah cuci dan di berikan pewarna pembanding yang dilihat pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali.

 

KESIMPULAN

Jadi mikroskop cahaya dapat digunakan untuk melihat jaringan/sel pada suatu benda makhuk hidup begitupun pada bakteri, mampu memperjelas bentuk bakteri dan untuk menentukan jenis bakteri dengan metode pewarnaan gram. Pada pewarnaan gram teridentifikasi jenis gram positif karena warna bakteri yang terlihat berwarna ungu.


DAFTAR PUSTAKA

Hadiutomo, Ratna. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Yulvizar, C. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger Sp. Jurnal Biospesis. 6: (2) : 1 – 7

Yusa, dkk. 2009. IPA (Biologi, Kimia, Fisika). Jakarta : Grafindo Media


LAMPIRAN


Jaringan pada Garam  

                                   

Gram positive (pewarnaan gram)



(A) Sel kulit bawang Bagian Kulit  




(B) Sel kulit bawang bagian batang



  
 Bentuk rambut Janggut 

             

Mikroskop cahaya 1 lensa okuler

Sterilisasi dan Inokulasi Bakteri Pada Media PCA (Plate Count Agar)

 

STERILISASI DAN INOKULASI BAKTERI PADA MEDIA
PCA (PLATE COUNT AGAR)

Oleh: Mini Lastrin
Dosen Pembimbing: Agrin Febrian Pradana S.Si
Sekolah Tinggi Analis (STAK) Cilegon

 

ABSTRAK

    Planting bacteria or also called inoculation is the work of moving bacteria from the old medium then with a new level of very high accuracy, for planting bacteria (inoculation) first attempted to all the existing equipment in relation to the medium to remain sterile, this is to avoid the occurrence of contamination. Sterilization is the work done for the purification of tools or planting medium that is completely ascertained from any contamination so that when done the grow is pure bacteria. Sterilization using a dry method is all the tools in oven 3 hours with 108oc or using fire to some tool when process take place. Bacteria breeding is done on agar medium, by means of bacteria that exist in the old media is taken using the needle oasis, first in sterilized by way of heat as well as the mouth of the petri dish that will be used as the entrance of the sample. Inserted sample without the mouth of the petri dish.

So from the purification of the tools used at the time of inoculation is to make the pure bacteria.

Key word: inoculation, sterilization, Media PCA

 

PENDAHULUAN

Pengembangbiakan bakteri memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang mendukung pertumbuhan bakteri. Media adalah suatu bahan yang digunakan yang dibuat dari nutrisi dan zat-zat makanan. Syarat media yang digunakan lingkungannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan bakteri. Berdasarkan komposisinya ada dua jenis media yaitu media sintetik (susunan kimianya telah diketahui dengan pasti) dan media nonsintetik (susunan kimianya tidak bisa diketahui dengan pasti). Berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan menjadi 3 yaitu media cair, media padat, media padat yang bisa dicairkan.

Sterilisasi dalam proses inokulasi bakteri yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan alat atau bahan yang akan digunakan dalam biakan bakteri benar-benar bersih dan terbebas dari kontaminasi apapun yang dapat menggagalkan proses pembiakan bakteri yang di harapkan.

Inokulasi yaitu proses pemindahan bakteri dari media lama kemedia yang baru dengan ketelitian yang tinggi, yaitu menggunakan alat-alat yang benar-benar steril dan pada media yang lingkungannya menunjang untuk kehidupan bakteri tersebut.

Teknik yang digunakan pada inokulasi berpotensi untuk bakteri bisa hidup secara terhimpun membentuk koloni sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Dimana koloni itu sendiri merupakan biakan murni satu macam organisme.

 

TUJUAN

Untuk mengetahui cara pembiakan bakteri pada media PCA (Plate Count Agar)

 

METODE

1.      Sterilisasi alat

a.       Cuci semua alat, kemudian di lap hingga kering

b.      Balut semua alat yang akan di gunakan dengan menggunakan kapas dan kertas, sampai tetutup rapih

c.       Dioven selama 3 jam dengan suhu 108oc

d.      Siap digunakan dan tetap dijaga kesterilannya

2.      Pembuatan media

a.       Disiapkan alat yang telah steril sebagai wadah media

b.      Ditimbang bahan agar seberat 5 gram

c.       Masukan sample kedalam Erlenmeyer kemudian di encerkan menggunakan aquades sebanyak 180 ml

d.      Kemudian dipanaskan hingga mendidih (diangkat setelah mendidih)

e.       Siapkan alat cawan petri dan tabung reaksi

f.       Masukan sample kedalam cawan petri sampai setengah wadah, dan masukkan kedalam tabung reaksi yang diletakkan dengan posisi miring.

g.      Tutup rapat wadah media

h.      Taruh kedalam lemari pendingin selama 7 hari

3.      Penanaman bakteri

a.       Ambil bakteri dari bahan yang telah disediakan menggunakan jarum ose

b.      Dimasukkan secara perlahan kedalam media yang telah dibuat dengan teknik zigzag atau garis tak terputus

c.       Diinkubator selama 36 jam

d.      Dimasukkan kedalam lemari es selama 18-24 jam

e.       Dilihat hasil dan buat kesimpulan

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

 

No

Sample

Hasil

Bentuk koloni

1

Susu yacoul

(+)

Berbenang (dari atas)

2

Air comberan

(+)

Tak beraturan (dari atas)

3

Daging kambing busuk

(+)

Mencembung (dari samping)

4

Daging ayam busuk

(+)

Tidak beraturan (dari atas)

 

B.     Pembahasan

Pembiakan bakteri yang dilakukan menggunakan media PCA (Plate Count Agar) merupakan teknik pembiakan yang mengikuti cara ilmuan Pastulat Koch menggunakan media padat (agar) untuk membiakan bakteri dimana media agar ini dianggap sebagai media yang sesuai dengan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bakteri dan menyediakan nutrisi dan hara yang dibutuhkan untuk bakteri dapat berkembang biak.

Adapun proses yang dilakukan dalam pembiakan bakteri ini yaitu di awali dengan sterilisasi alat dengan cara kering dimana alat (cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, pipet ukur) ditutup dengan  kapas dan dibalut dengan kertas sampai benar-benar keseluruhan bagian alat tertutup yang kemudian dioven dengan suhu 108oc selama tiga jam, namun Karena kendala waktu proses oven ini hanya dilakukan selama 60  menit, selanjutnya pembuatan media agar yang dibuat dengan cara ditimbang dan di encerkan dengan aquades yang kemudian dipanaskan hingga mendidih yang bertujuan supaya agar mengeras dan bakteri yang ada mati karena suhu tinggi saat dipanaskan.

Sebelum dingin agar yang telah dibuat di tuangkan kedalam cawan petri dimana mulut gelas Erlenmeyer di panaskan terlebih dahulu begitupun dengan mulut cawan petri yang akan digunakan agar tetap steril, dan untuk penuangan pada tabung reaksi diberikan perlakuan yang sama namun diletakan dengan posisi miring dengan syarat media tidak mengenai mulut tabung ataupun tutup tabung. Setelah selesai penuangan segera di tutup yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu.

Kemudian di masukkan kedalam lemari pendingin selama tujuh hari. Dimana posisi media ditaruh terbalik pada alat cawan petri (posisi tutup ada di bawah) yang bertujuan agar embun yang terbentuk karena agar yang masih panas menimbulkan embun tidak merusak media tanam.

Selanjutnyan inokulasi bakteri yaitu memindahkan bakteri dari suatu sampel yang dianggap telah tumbuh bakteri didalamnya. Yaitu diambil dari sampel air comberan, susu yakult dan daging kambing dan ayam yang telah dibusukan selama 7 hari.

Untuk menanam bakteri pada media tanam agar yaitu dengan menggunakan jarum ose dimana jarum ose di pijarkan terlebih dahulu sebelum mengambil bakteri bertujuan agar tidak mengkontaminasi bakteri, penanaman dilakukan dengan cara goresan zig-zag ataupun lurus dengan cara perlahan tanpa merusak media tanam dan garis tak terputus. Dengan cawan petri / tabung reaksi yang akan digunakan terlebih dahulu mulut kaca di panaskan Dari satu media tanam jika memungkinkan dan dikehendaki untuk menanam bukan hanya satu jenis bisa saja dilakukan asal goresan yang diberikan pada media terpisah dan memiliki jarak yang tidak begitu berdekatan.

Setelah penanaman selesai kemudian ke proses inokulasi dengan cara dimasukannya media tanam kedalam incubator selama 36 jam, proses ini berfungsi untuk inkubasi media dan untuk menyimpan bahan pemeriksaan dimana mikroba yang terkandung akan mati bila disimpan dalam lemari es. Karena setelah di inkubasi media tanam dimasukkan kedalam lemari es selama 18-24 jam untuk menjaga mutu media tanam. Selama proses pembiakan ini bakteri secara alamiah membentuk koloni dan dari bentuk koloni ini kita bisa mengetahui bahwa bakteri yang ditanam hidup / mengalami pembiakan. Dari hasil praktikum dinyatakan bahwa penanaman dan pembiakan bakteri berhasil karena dari media tanam timbul bentuk koloni dari bakteri yang bisa dilihat dari arah depan / atas, samping kanan / kiri.

Yaitu membentuk:

a.       Berbentuk berbenang dilihat dari arah atas yang berasal dari bakteri susu yakult

b.  Berbentuk tak beraturan dilihat dari arah atas yang berasal dari sampel bakteri comberan

c.  Berbentuk mencembung dilihat dari samping yang berasal dari sampel daging kambing busuk

d.   Berbentuk tidak beraturan dilihat dari atas yang berasal dari sampel daging ayam busuk

Jadi penanaman bakteri pada media PCA (plate count agar) berhasil yaitu tumbuhnya bakteri murni sesuai sample yang dipakai.

 

 DAFTAR PUSTAKA

MA2 PPOMN. 2016 . Panduan praktikum mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Lay, B. 1994. Analisis microba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad


I.                   LAMPIRAN

a.       Koloni bakteri Susu yakult

b.      Koloni bakteri Air comberan

c.       Kloni bakteri Daging kambing busuk

d.      kloni bakteri Daging ayam busuk

(Gambar a, b, c)


(Gambar a)

(Gambar d)

(Gambar b)






Cara Menggunakan MS. Access Bagi Pemula

Pengertian Tabel, Field Dan Record Seperti kita ketahui bahwa Database merupaka kumpulan dari beberapa tabel yang terintegrasi menjadi sat...